Suatu waktu, aku dan beberapa teman pernah membahas tentang cita-cita.
Kebanyakan cita-cita di masa kecil akan berubah kemudian ketika kita beranjak remaja dan pemuda. Bahkan ketika dewasa, kita bisa merubah cita-cita kita, atau ada cita-cita yang baru.
Mengingat kembali diriku ketika masih di bangku sekolah, apa sih yang menjadi cita-citaku?....
let's get back to my history.....
Hmmm...aku pernah begitu tertarik menjadi seorang penyanyi. Aku tidak tahu mengapa aku begitu tertarik menjadi penyanyi padahal suaraku juga ga bagus-bagus amat. Aku tidak pernah les vokal atau musik. Tentang musik atau vokal, semua aku dapatkan dari pelajaran di sekolah. Menjadi penyanyi dan terkenal sepertinya memang menyenangkan, itu pikirku pada awalnya. Lantas, aku berpikir ulang kembali. Aku melihat kehidupan para artis, ketika mereka manggung, itu pasti hal yang menyenangkan. Tetapi ketika berada di luar, mereka harus berhadapan dengan fans dan wartawan media....wouw....sepertinya hidup akan selalu dikejar-kejar terus. Maka, aku lebih memilih menjadi pencipta lagu.
Ya, jadi pencipta lagu memang tidak disorot kamera, hanya ada namanya yang tertuklis ketika video klip lagu tersebut diputar. Dan orang mungkin tidak mengenal sosok si pencipta lagu. Tetapi itulah yang kuinginkan saat itu......menjadi PENCIPTA LAGU. Akan terlihat keren jika karya kita diakui, laku di pasaran, disukai walaupun yang akan tampil menerima tepuk tangan bukan pencipta lagunya tetapi penyanyinya.
Ketika aku sekolah, rasa cintaku pada seni sangat besar....jika ditanyakan apa pelajaran favorit waktu SD. Pasti aku jawab pelajaran menggambar dan ketrampilan tangan. Pelajaran yang menurutku sangat bebas, tidak ada patokan nilai tertentu. Hingga sampai jenjang SMU aku masih menyukai seni. Bahkan ekstrakurikuler yang kuambil, pilihan pertamaku selalu seni lukis. Jadi akupun bercita-cita menjadi seniman atau pekerja karya tangan / hastakarya. Aku juga menyukai hastakarya dan orang mengenal aku dari karyaku atau bahkan aku tidak dikenal.
Aku ingat aku pernah menulis cita-cita : "i want to be the man behind the stage"
Karena aku ingin dikenal melalui karya ataupun hasil tindakan yang aku lakukan.
Aku pun tidak ingin dikenal, tetapi aku ingin membantu agar jalannya pertunjukkan bisa lancar.
Orang yang bergerak di balik layar jarang diperhitungkan, tetapi kehadiran mereka justru sangat dibutuhkan.
Dibutuhkan kerendahan hati untuk menjadi the man behind the stage yang tidak dikenal.
Aku pun sadar bahwa dalam kehidupan kita, sesungguhnya the man behind stage adalah Tuhan Allah itu sendiri. Tanpa bantuan dan pertolonganNya kita pasti tidak bisa apa-apa.
Kebanyakan cita-cita di masa kecil akan berubah kemudian ketika kita beranjak remaja dan pemuda. Bahkan ketika dewasa, kita bisa merubah cita-cita kita, atau ada cita-cita yang baru.
Mengingat kembali diriku ketika masih di bangku sekolah, apa sih yang menjadi cita-citaku?....
let's get back to my history.....
Hmmm...aku pernah begitu tertarik menjadi seorang penyanyi. Aku tidak tahu mengapa aku begitu tertarik menjadi penyanyi padahal suaraku juga ga bagus-bagus amat. Aku tidak pernah les vokal atau musik. Tentang musik atau vokal, semua aku dapatkan dari pelajaran di sekolah. Menjadi penyanyi dan terkenal sepertinya memang menyenangkan, itu pikirku pada awalnya. Lantas, aku berpikir ulang kembali. Aku melihat kehidupan para artis, ketika mereka manggung, itu pasti hal yang menyenangkan. Tetapi ketika berada di luar, mereka harus berhadapan dengan fans dan wartawan media....wouw....sepertinya hidup akan selalu dikejar-kejar terus. Maka, aku lebih memilih menjadi pencipta lagu.
Ya, jadi pencipta lagu memang tidak disorot kamera, hanya ada namanya yang tertuklis ketika video klip lagu tersebut diputar. Dan orang mungkin tidak mengenal sosok si pencipta lagu. Tetapi itulah yang kuinginkan saat itu......menjadi PENCIPTA LAGU. Akan terlihat keren jika karya kita diakui, laku di pasaran, disukai walaupun yang akan tampil menerima tepuk tangan bukan pencipta lagunya tetapi penyanyinya.
Ketika aku sekolah, rasa cintaku pada seni sangat besar....jika ditanyakan apa pelajaran favorit waktu SD. Pasti aku jawab pelajaran menggambar dan ketrampilan tangan. Pelajaran yang menurutku sangat bebas, tidak ada patokan nilai tertentu. Hingga sampai jenjang SMU aku masih menyukai seni. Bahkan ekstrakurikuler yang kuambil, pilihan pertamaku selalu seni lukis. Jadi akupun bercita-cita menjadi seniman atau pekerja karya tangan / hastakarya. Aku juga menyukai hastakarya dan orang mengenal aku dari karyaku atau bahkan aku tidak dikenal.
Aku ingat aku pernah menulis cita-cita : "i want to be the man behind the stage"
Karena aku ingin dikenal melalui karya ataupun hasil tindakan yang aku lakukan.
Aku pun tidak ingin dikenal, tetapi aku ingin membantu agar jalannya pertunjukkan bisa lancar.
Orang yang bergerak di balik layar jarang diperhitungkan, tetapi kehadiran mereka justru sangat dibutuhkan.
Dibutuhkan kerendahan hati untuk menjadi the man behind the stage yang tidak dikenal.
Aku pun sadar bahwa dalam kehidupan kita, sesungguhnya the man behind stage adalah Tuhan Allah itu sendiri. Tanpa bantuan dan pertolonganNya kita pasti tidak bisa apa-apa.
Komentar
Posting Komentar