"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
(Matius 5 : 9)
Salah satu lukisan / gambaran seorang pelayan adalah menjadi orang yang membawa damai. Pelayan disini adalah pelayan bagi Tuhan dan sesamanya. Kalo di dalam pekerjaan, pekerjaan seorang pelayan, pasti dia tidak akan mengatakan "Apakah yang dapat saya peroleh?", tetapi "Apakah yang dapat saya berikan?". Iya tidak...kalo tidak tentu saja ia sudah dipecat oleh tuannya. Bagaimana lukisan pelayan yang dimaksudkan oleh Tuhan itu? well, semuanya ada di 8 ucapan bahagia di injil Matius 5 : 1-12, itulah gambaran terjelas yg bisa dilukiskan dgn kata2.
Salah satunya menjadi orang yang membawa damai....
Bagaimana gambaran org yg membawa damai itu ?
Apakah orang yg menghindari semua konflik dan konfrontasi ?
Apakah orang yg tenang2 saja, masa bodoh dan nyantai ?
Apakah orang yg menganut filsafat "memakai cara apapun demi mencapai perdamaian" ?
atau...apakah orang yang pasif, mengkompromikan keyakinan2-nya ketika dikelilingi oleh mereka yang tidak setuju dengannya ? ( hehehe, ini nih yg sering terjadi di rapat2, biar cepet selesai biar nggak berlarut-larut alias kepaksa ngalah padahal pendapatnya benar....)
Semua ciri2 diatas bukanlah ciri2 orang yang membawa damai yang dimaksudkan di Matius 5 : 9 itu. Terus yg bagaimana sih? Kitab suci sesungguhnya mengarahkan pada perintah "BERDAMAILAH!", coba lihat di :
Roma 12:18 "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"
Roma 14:19 "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun."
Yakobus 3:16 - 4:2 "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai."
"Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."
Jadi, seseorang yg membawa damai adalah seorang pelayan yang :
1) memiliki kedamaian dalam dirinya sendiri - tenang, tidak gelisah, tidak bertemperamen jelek &
tidak sedang dalam kekacauan, sehingga dia tidak kasar. Wah,...ini deh pasti agak sulit apalagi bila
didukung suasana yg lagi ngga enak dan kacau balau. Darah tinggi semakin meninggi dan darah rendah
semakin merendah.
2) berusaha keras untuk menyelesaikan perselisihan dan bukannnya malah memulainya - orang yg
dapat menerima, toleran dan tidak suka hal-hal yang negatif. Kalo di Efesus 4 : 3 digambarkan sebagai
orang yang berusaha memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera.
Pernah nggak kita berada dekat dgn orang Kristen yang bukan pembawa damai?
Pasti pernah. Saya juga pernah. Tentu saja hal itu tidak menyenangkan. Tidak bisa merasakan kehadiran seseorang yang berhati pelayan, sekalipun saya juga seorang pelayan :) Tetapi juga punya kebutuhan untuk bisa didukung atau paling tidak disemangati begitu, sehingga saya dapat dibangun dan dikuatkan....bukankah tubuh Kristus perlu diperkuat dan ditunjang? Tetapi saya belajar dari setiap pelayan2 yang saya temui, saya pun harus belajar untuk memilih mana yang bisa saya ikuti teladannya dan mana yang tidak di dalam orang yang sama. Supaya saya juga tidak memperlakukan dan melakukan hal yang salah dengan orang lain. Dan hikmat semacam itu tentu saja butuh hikmat dari Allah supaya ngga salah ambil hikmat. Tetapi kadang saya juga salah ambil hikmat, hadeuhhh....:( perlu diingat saya juga bukan orang yang sempurna...tp berusaha untuk memperbaikinya.
Ok, mari kita lihat raja yang dikarunia hikmat, raja Salomo, memberikan nasihat yang bijaksana mengenai beberapa hal yang dilakukan oleh orang yang membawa damai :
Tuhan Yesus memberikan janji yang indah bahwa orang yang membawa damai akan disebut anak-anak Allah. Like Father like son gitu....Kita punya Bapa yang mempunyai lebih dari sifat damai, jika kita mengembangkan, mengejar dan memberi teladan sifat ini...everyone can say "you are like Father like son" :) Sebutan yang menurut saya bener2 melebihi dari nilai2 harta di dunia dan jabatan di dunia. Jadi, mari kita kembangkan sifat pembawa damai yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, sehingga KASIH itu dapat dinyatakan di tengah2 dunia, sekalipun mulai dalam lingkup yang terkecil. :)
----sebuah renungan diatas adalah hasil perenungan dari bacaan yang saya ambil di buku IMPROVING YOUR SERVE - Charles R. Swindoll, untuk meningkatkan pelayanan saya, karena saya merasa saya masih perlu banyak belajar banyak, secara pribadi antara saya dangan Tuhan sambil saya juga melayani sesama--- 15.10.11
(Matius 5 : 9)
Salah satu lukisan / gambaran seorang pelayan adalah menjadi orang yang membawa damai. Pelayan disini adalah pelayan bagi Tuhan dan sesamanya. Kalo di dalam pekerjaan, pekerjaan seorang pelayan, pasti dia tidak akan mengatakan "Apakah yang dapat saya peroleh?", tetapi "Apakah yang dapat saya berikan?". Iya tidak...kalo tidak tentu saja ia sudah dipecat oleh tuannya. Bagaimana lukisan pelayan yang dimaksudkan oleh Tuhan itu? well, semuanya ada di 8 ucapan bahagia di injil Matius 5 : 1-12, itulah gambaran terjelas yg bisa dilukiskan dgn kata2.
Salah satunya menjadi orang yang membawa damai....
Bagaimana gambaran org yg membawa damai itu ?
Apakah orang yg menghindari semua konflik dan konfrontasi ?
Apakah orang yg tenang2 saja, masa bodoh dan nyantai ?
Apakah orang yg menganut filsafat "memakai cara apapun demi mencapai perdamaian" ?
atau...apakah orang yang pasif, mengkompromikan keyakinan2-nya ketika dikelilingi oleh mereka yang tidak setuju dengannya ? ( hehehe, ini nih yg sering terjadi di rapat2, biar cepet selesai biar nggak berlarut-larut alias kepaksa ngalah padahal pendapatnya benar....)
Semua ciri2 diatas bukanlah ciri2 orang yang membawa damai yang dimaksudkan di Matius 5 : 9 itu. Terus yg bagaimana sih? Kitab suci sesungguhnya mengarahkan pada perintah "BERDAMAILAH!", coba lihat di :
Roma 12:18 "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"
Roma 14:19 "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun."
Yakobus 3:16 - 4:2 "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai."
"Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."
Jadi, seseorang yg membawa damai adalah seorang pelayan yang :
1) memiliki kedamaian dalam dirinya sendiri - tenang, tidak gelisah, tidak bertemperamen jelek &
tidak sedang dalam kekacauan, sehingga dia tidak kasar. Wah,...ini deh pasti agak sulit apalagi bila
didukung suasana yg lagi ngga enak dan kacau balau. Darah tinggi semakin meninggi dan darah rendah
semakin merendah.
2) berusaha keras untuk menyelesaikan perselisihan dan bukannnya malah memulainya - orang yg
dapat menerima, toleran dan tidak suka hal-hal yang negatif. Kalo di Efesus 4 : 3 digambarkan sebagai
orang yang berusaha memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera.
Pernah nggak kita berada dekat dgn orang Kristen yang bukan pembawa damai?
Pasti pernah. Saya juga pernah. Tentu saja hal itu tidak menyenangkan. Tidak bisa merasakan kehadiran seseorang yang berhati pelayan, sekalipun saya juga seorang pelayan :) Tetapi juga punya kebutuhan untuk bisa didukung atau paling tidak disemangati begitu, sehingga saya dapat dibangun dan dikuatkan....bukankah tubuh Kristus perlu diperkuat dan ditunjang? Tetapi saya belajar dari setiap pelayan2 yang saya temui, saya pun harus belajar untuk memilih mana yang bisa saya ikuti teladannya dan mana yang tidak di dalam orang yang sama. Supaya saya juga tidak memperlakukan dan melakukan hal yang salah dengan orang lain. Dan hikmat semacam itu tentu saja butuh hikmat dari Allah supaya ngga salah ambil hikmat. Tetapi kadang saya juga salah ambil hikmat, hadeuhhh....:( perlu diingat saya juga bukan orang yang sempurna...tp berusaha untuk memperbaikinya.
Ok, mari kita lihat raja yang dikarunia hikmat, raja Salomo, memberikan nasihat yang bijaksana mengenai beberapa hal yang dilakukan oleh orang yang membawa damai :
- Mereka membangun. Amsal 14 : 1 "Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya..."
- Mereka berhati-hati dengan lidah mereka dan mereka tidak menyakiti tetapi sebaliknya menenangkan. Amsal 16 : 24 "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." --- dan tentu saja memberikan semangat bukan malah menyalah-nyalahkan hehehe...ini hasil belajar melihat dari karakter orang2 juga...dan satu hal lagi, terkadang bukan hanya dari lidah, tetapi juga dari perbuatan. Tepukan kecil di punggung ketika saya sedang down ato dalam situasi orang2 yang tidak mendukung, tetapi sebuah tepukan sederhana di punggung dari seorang pelayan pada saya, justru membuat saya terharu dan menjadi lebih semangat. Seperti halnya seorang ibu yang menenangkan anaknya dgn penuh kasih ketika dia melakukan kesalahan. Seperti itu yang kurasakan, kuat banget... sekalipun orang itu mgkn juga tidak mendukung saya atau bersikap netral...but...ya saya belajar itu yg harus saya lakukan jika saya bertemu dengan orang lain dan di situasi yang sama.
- Mereka tidak cepat menjadi marah. Amsal 15 : 18 "Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan." Amsal 16 : 32 "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."
- Mereka rendah hati dan dapat dipercaya. Amsal 28 : 25 "Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan."
Tuhan Yesus memberikan janji yang indah bahwa orang yang membawa damai akan disebut anak-anak Allah. Like Father like son gitu....Kita punya Bapa yang mempunyai lebih dari sifat damai, jika kita mengembangkan, mengejar dan memberi teladan sifat ini...everyone can say "you are like Father like son" :) Sebutan yang menurut saya bener2 melebihi dari nilai2 harta di dunia dan jabatan di dunia. Jadi, mari kita kembangkan sifat pembawa damai yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, sehingga KASIH itu dapat dinyatakan di tengah2 dunia, sekalipun mulai dalam lingkup yang terkecil. :)
----sebuah renungan diatas adalah hasil perenungan dari bacaan yang saya ambil di buku IMPROVING YOUR SERVE - Charles R. Swindoll, untuk meningkatkan pelayanan saya, karena saya merasa saya masih perlu banyak belajar banyak, secara pribadi antara saya dangan Tuhan sambil saya juga melayani sesama--- 15.10.11
Komentar
Posting Komentar