Langsung ke konten utama

Benarkah engkau melayani-Ku?

Kubagikan sebuah renungan yang "ngena" banget dari renungan Manna Sorgawi...
teanggal 30 Juni 2010

2 Timotius 2 : 4
"Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."

Engkau berkata bahwa engkau melayaniKu, engkau mengaku sebagai hambaKu. Di gereja, jemaatKu menganggapmu sebagai pelayan yang setia, yang telah memberikan banyak waktu dan tenaga bagi pekerjaanKu. Aku mengakui komitmenmu yang tinggi terhadap pekerjaanKu. Aku juga tahu betapa abnayak jam tidurmu yang engkau korbankan untuk melayaniKu. Engkau mengajarkan firman kepada jemaatKu, menguatkan yang lemah, dan menghibur yang susah. Terkadang engkau berkhotbah dan jemaatKu diberkati melalui khotbahmu.

Waktu terus berjalan, banyak kejadian di dalam pelayanan yang membuatmu mulai tidak bergairah. Engkau menganggap bahwa apa yang engkau lakukan selama ini sia-sia. Engkau protes karena merasa diperlakukan tidak adil dan jerih lelahmu tidak diperhitungkan. Engkau merasa tidak dihargai, dan tidak mendapatkan perlakuan seperti yang engkau harapkan. Engkau kecewa dan marah karena usulmu tidak diterima. Hatimu penuh kekesalan dan semua itu terpancar dari wajahmu. Kini Aku bertanya padamu, "Benarkah engkau melayaniKu, atau melayani dirimu sendiri?" Cobalah engkau renungkan, dengan sikapmu yang demikian, bukankah engkau lebih mementingkan perasaanmu sendiri daripada pekerjaanKu? Engkau menuntut untuk dipahami, engkau mengharapkan agar segala sesuatunya berjalan seperti yang kau inginkan. Karena semua itu tidak engkau dapatkan, engkau marah dan meninggalkan pekerjaanKu. Engkau pergi kian ke mari dan mulai menebarkan pengaruh negatif kepada anak-anakKu yang lain. Aku sedih melihatmu, anakKu. Ternyata engkau bukan melayaniKu, tetapi melayani dirimu sendiri.

Sebagai pelayan Tuhan, kita perlu mengajukan pertanyaan yang sama terhadap diri sendiri. "Benarkah kita melayani Tuhan, atau melayani diri sendiri?" Hamba yang sesungguhnya tidak mengejar kenyamanan diri, meminta perhatian, ataupun penghargaan. Semua yang ia lakukan hanya mempunyai satu tujuan, yaitu agar orang mengenal Yesus dan memuliakan Dia. Seorang hamba tidak kecewa, apalagi tersinggung ketika tidak dihargai. Ia akan selalu bersikap dewasa dalam segala hal, takut terhadap dosa dan selalu mengejar hidup damai. Sesungguhnya, hamba yang demikianlah yang berkenan pada Tuhan.

John Wesley yang hidup pada tahun 1703 - 1791 pernah mengemukakan sebuah pernyataan, "Berikan kepada saya seratus pengkhotbah yang tidak gentar terhadap apa pun kecuali dosa, dan yang tidak merindukan apa pun kecuali merindukan Allah, dan saya tidak peduli apakah mereka itu pendeta atau orang awam, karena orang-orang semacam itu sajalah yang akan menggoncangkan pintu Neraka dan mendirikan Kerajaan Allah di dunia ini". Mari kita membenahi hidup kerohanian kita, carilah Tuhan dan bencilah dosa. Dengan demikian pelayanan kita akan membawa dampak yang besar.

Seorang hamba akan mengabaikan kenyamanan dirinya, jika itu akan menyenangkan Tuannya

Berdoalah demikian :
Tuhan, mampukan aku memiliki hati seorang hamba yang sabar dan rendah hati. Tanpa kuasaMu yang mengubahkan, aku tidak mampu. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.

Refleksi  :
Renungan ini sudah pernah aku masukkan di catatan FB-ku. Aku ingin membaca lagi, karena hari-hari ini aku merasa mengalami beban yang berat yang tidak bisa aku bagikan karena aku pun melihat beban yang berat pada orang lain.
Begitu melihat ayat diatas....ayat itu yang aku cari ketika minggu malam tgl 10 November 2013 lalu, hatiku bergumul, antara kondisi papa yang kritis di RKZ dan besok aku harus mengajar di kelas inspirasi untuk memberikan inspirasi kepada anak-anak SDN Romokalisari. Situasiku bagaikan prajurit yang akan berjuang bagi negara besok dan ia mengalami dilema untuk meninggalkan keluarganya yang sedang dalam keadaan susah. Seorang prajurit mau tidak mau harus mengabdi pada negara, ia tidak boleh dipusingkan dengan keadaan dirinya atau keluarganya. Saat itu pun aku juga membutuhkan seseorang yang ingin aku ajak ngobrol bukan melalui BBM. Seseorang yang aku kasihi, tetapi rupanya dia memilih untuk mengajak BBM saja dan yang penting saja. Hatiku sedih seketika dan menghibur mungkin bukan saat yang tepat. Mungkin ini terlalu malam. Jadi aku hanya minta menggantikan pelayananku di hari selasa pagi.
Senin pagi aku bergegas untuk berangkat...rekan seperjuanganku, Nia juga memiliki dilema, adiknya sakit kemarin, dan ia hampir tidak bisa berangkat. Syukurlah sudah sembuh.
Perjalanan yang jauh tidak menyurutkan semangatku....dan ya...aku mengalami pengalaman yang luar biasa. Sampai pada jam istirahat aku melihat HP ku dan diberitahu bahwa papa sudah kritis sekali dan tiada. Dengan tetap tegar aku memberitahu rekan2ku, aku tidak memberitahu kepada anak2 kelas 6 yang aku berikan inspirasi, sebagian mereka sudah sangat terharu ketika aku mau pamit pulang. Tak tega aku....aku sedih dan gembira telah mengenal mereka. Semoga mereka dapat mencapai cita2 mereka yang luar biasa itu.
.........
Sepanjang hari-hari persiapan Natal ini, banyak sekali kegiatan yang harus kami lakukan. Begitu banyak beban yang aku lihat tidak hanya dalam diriku tetapi juga anak-anakku (pemuda remaja)...mereka harus menyiapkan kegiatan natal di gereja dan di sekolah dan juga UAS. Kalau yang bekerja tentu saja mereka akan dikejar deadline seperti diriku menjelang akhir tahun. Pekerjaanku pun juga karena tidak instansi saja yang menjadi klienku tetapi juga gereja.
Terkadang aku hampir melupakan masa advent itu. Masa penantian itu serasa digantikan dengan suatu kesibukan. Kesibukan yang kadang membuat kita lupa berkomunikasi dengan Tuhan kita. Rasanya sulit sekali membagi waktu, waktu untuk kesibukan kita, keluarga, teman, Tuhan, gereja. Waktu tidak bisa ditambah, waktu terus berjalan....Kita berharap semua yang kita persiapkan dapat sempurna hasilnya, tetapi nyatanya tidak. Terkadang itu yang membuat kita jadi marah. Ataupun ketika kita sudah berusaha melakukan yang terbaik tetapi orang lain tidak bisa melihat hal itu adalah hal yang terbaik yang sudah kita lakukan. Mereka kecewa....what shoud i do?
i always think...i'm not a superwomen, i wish, i really wish in my crazy head, i can cloning myself. But i can't... terkadang hati tidak bisa menerima, tapi hati ini harus menerima dengan bijaksana. Aku rasa Tuhan yang paling tahu atas apa yang aku lakukan. Jika menurut Tuhan aku telah kurang melakukan dengan baik, ya aku siap menerima konsekuensi, aku siap diajar lagi, aku siap ditempa lagi...
Hari ini aku mau belajar untuk melakukan semuanya demi kemuliaan nama Tuhan, bukan demi kemuliaan nama Pre. Hanya DIA yang telah berperan utama dalam hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Loving Father (Bapaku Penuh Kasih)

I have a loving Father who never give up on me His love always there to restore me Yes I know He will care for me I know He will care for me In times of many trials In times of many tears And Yo never leave nor forsake me Yes I know He will care for me I know He will care for me Draw me closer to Your heart Embrace me in Your arms I will love You my Father You are my everything Bapaku penuh kasih tak pernah melupakanku KasihNya pulihkan hatiku ku tahu Dia perhatikanku S'lalu perhatikanku Saat badai menerpa air mata berlinang tak pernah Kau meninggalkanku ku tahu Kau perhatikanku S'lalu perhatikanku Dekat hatiMu Bapa dalam dekapanMu Kucinta Kau ya Bapa Kaulah segalanya ----------------------------------------- Thank you my loving Father in Heaven.... ga bisa terkatakan dan terbalaskan apa yang telah BAPA perbuat bagiku. KasihMu melebihi segalanya, lebih dari apa yang aku dapat di dunia. Mengingat segala permasalahan batin, pergumulan dalam hidup, soal pekerjaan, keluarga,

Klip2 Refleksi "Passion"

Passion Seberapa besar cinta kita pada Tuhan Yesus? Ketahuilah Tuhan Yesus punya cinta yang lebih besar dari cinta yang kita punya dan yang bisa kita berikan. Lihat klip ini, aku menyadari bahwa kasih yang aku berikan tidak sepadan dengan kasih Tuhan Yesus. Terkadang dalam kehidupan, kita mencoba mencari cinta yang kita inginkan, dan ketika menemukan kita berusaha memberikan segalanya, cinta kita padanya. Bahkan ketika yang diberi cinta oleh kita itu menolak mendapatkan cinta kita, kita berseru, berteriak pada Tuhan. Tapi apakah kita juga berbuat demikian kepada Tuhan? Apakah kita pernah menyatakan rasa cinta kita pada Tuhan? Ketika kita menyatakan cinta dan kasih kita pada Tuhan, Tuhan sudah terlebih dahulu merespon cinta kita. Dia sudah lebih dulu mengasihi kita sejak kita dalam kandungan ibu kita. Nyatakanlah cinta kita, nyatakanlah kasih kita pada Tuhan, Dia sudah memberi lebih banyak cinta bahkan berkali-kali pada kita. I love you Jesus with all i am.....

Me and Batik (version 1)