Terkadang kita sering menilai dari bungkusnya. Kita melupakan isinya. Bisa jadi bungkusnya bagus tetapi isinya sudah tidak bagus, atau bungkus tidak bagus tetapi isinya bagus. Berikut sebuah puisi yang bisa menjadi inspirasi bagi kita.
Antara Bungkus dan Isi
“Rumah yang Indah” hanya bungkus nya;
“Keluarga
Bahagia” itu isinya.
“Pesta pernikahan” hanya bungkusnya;
“Cinta
kasih, Pengertian, dan Tanggung jawab serta saling percaya” itu isinya.
“Ranjang Mewah” hanya bungkusnya;
“Tidur
Nyenyak” itu isinya.
“Kekayaan” itu hanya bungkusnya;
“Hati
yang Gembira” itu isinya.
“Makan Enak” hanya bungkusnya;
“Gizi,
Energi, dan Sehat” itu isinya.
“Kecantikan dan Ketampanan” hanya
bungkusnya;
“Kepribadian
dan Hati” itu isinya.
“Bicara” itu hanya bungkusnya;
“Kenyataan
dan Tindakan (Action)” itu isinya.
“Buku” hanya bungkusnya;
“Pengetahuan”
itu isinya.
“Jabatan” hanya bungkusnya;
“Pengabdian
dan Pelayanan” itu isinya.
“Pergi ke Tempat Ibadah” itu bungkusnya;
“Melakukan
Kehendak-Nya, Taat serta Setia” itu isinya.
“Kharisma” hanya bungkusnya;
“Karakter”
itu isinya.
Mari kita belajar mengutamakan isi-nya, tapi juga tidak lupa untuk merawat bungkusnya.
Tuhan lebih tahu isi hati kita...
Belajar untuk mengisi hidup kita dengan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, hidup taat dan mengasihi Tuhan, sehingga akhirnya kita dapat memancarkan kasih Tuhan, menjadi teladan bagi sesama kita untuk mereka hidup berkenan kepada Tuhan juga.
Komentar
Posting Komentar